Memahami Prosa (Natsr) Jahiliyah
PENDAHULUAN
Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang pembagian
sastra arab Jahiliyah, yang mana sastra jahili terbagi menjadi dua, yakni syi’ir
(puisi) dan natsr (prosa) Dan yang telah kita bahas tentang syi’ir Jahili,
meliputi pengertiannya, tokoh-tokohnya dan tujuannya. Dan disana terjadi
perdebatan tentang mana yang lebih dulu, syiir ataukah natsr?
Ada beberapa pendapat mengenai hal ini, mereka yang
berpendapat bahwa natsr yang lebih dulu
muncul, dalam hal mengungkapkan maksud-maksud seseorang dan pemikirannya,
kemudian untuk ucapan yang berwazan itu muncul belakangan. Dan pendapat lain
mengatakan, untuk menanggapi masalah ini terlebih dulu membedakan Natsr ‘adiy
dn Natsr Fanny. Nastr bagi orang Arab itu telah ada sejak zaman dulu sekali,
tapi yang dimaksud disini adalah Natsr
‘Adiy bukan Natsr Adaby, kemudian lanjut pada permasalahan bahwa syi’ir itu
lebih dulu daripada Natsr, ini disebabkan karena syi’ir itu memakai bahasa
emosi fitriah (naluri alamiyah) sedangkan natsr memakai bahasa rasional. Dan
sekarang kita tahu bahwa syi’ir itu lebih dulu ada daripada Nastr karena puisi
terkait dengan panca indra, perasaan dan imajinasi.
Tapi disini kita tidak membahas lebih lanjut perdebatan
itu. Kita akan mempelajari Nastr dan aspek-aspek yang terkait dengan natsr
POKOK PERMASALAHAN
1.
Apa
Pengertian natsr Jahili?
2.
Apa
saja macam-macam beserta contoh-contohnya?
3.
Siapa
saja tokoh-tokohnya?
4.
Bagaimana
pula karakteristik sastra jahili secara umum?
PEMBAHASAN
Pengertian Natsr Jahiliyah
An-natsr atau yang lebih kita
kenal dengan nama prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi bagian dari
kesenian.
Beberapa sumber literatur memberikan definisi prosa sebagai berikut :
·
Jenis karya sastra yang dibedakan puisi
karena tidak terikat oleh kaidah puitika.
·
Karya sastra yang disusun dalam bentuk
cerita secara bebas yang tidak
terikat oleh rima dan irama.
Macam-macam Nasr Jahiliyah beserta contoh-contohnya
Kajian
sastra prosa berdasarkan karakteristiknya secara garis besar terbagi menjadi dua macam, diantaranya :
1.
Natsr Al-‘Adiy (النثرالعادي
) adalah sesuatu yang
diucapkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Natsr Al-Fanniy/Natsr Al-Adabi adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk memberi efek /
pengaruh bagi jiwa pendengarnya.
Sedangkan dalam buku Wildana
Wargadinata dan Laily Fitriani, menjelaskan
pembagian prosa jahiliyah sebagai berikut :
1)
Khutbah (pidato), adalah ungkapan
atau wacana yang ditujukan untuk orang banyak dan khlayak ramai dalam rangka
menjelaskan suatu perkara penting yang dipergunakan untuk mempengaruhi,
memotivasi, mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi terhadap pendapat yang
lain dan mempetahankan mazhabnya.
Contoh khutbah
nikah Abu Thalib ketika nabi Muhammad menikah dengan sayyidah Khadijah :
الحمد لله الذي جعلنا من ذرية إبراهيم، وزرع إسماعيل
و جعل لنا بلدا حراما و بيتا محجوزا، وجعلنا الحكام على الناس، ثم إن محمد بن عبد الله
ابن أخى من لا يوازن به فتى من قريش إنا رجح عليه برا و فضلا، و كرما و عقلا، و مجدا
و نبلا، وإن كان فى المال قل فإنما المال ظل زائل، و عارية مسترجعة، وله فى خديجة بنت
خويلد رغبة، ولها فيه مثل ذلك وما احببتم من الصداق فعلي.
Artinya : segala puji milik Allah yang telah
menjadikan kita termasuk keturunan nabi Ibrahim, dari jalur Isma’il, dia telah
menjadikan buat kita negeri yang dihormati dan baitullah yang dikunjungi, dan
dia telah menjadikan kita pemimpin manusia. Selanjutnya, bahwasanya Muhammad ibnu
Abdullah, putra saudara saya, pemuda yang tidak tertandingi pemuda quraisy, ia
mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keutamaan, kemuliaan, kecerdasan,
keagungan dan kebangsawanan. Meskipun dari segi harta ia kurang, akan tetapi
sesungguhnya harta kekayaan itu hanyalah barang yang mudah hilang dan barang
yang beredar di tengah-tengah manusia. Ia menyukai Khadijah binti Khawalid.
Begitu juga sebaliknya. Apa yang kalian sukai dari mahar maka sayalah yang akan
menaggungnya.
2) Wasiat adalah nasihat seseorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah
kepada seseorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan
sesuatu.
Contoh
wasiat Ibnu Abd Manaf (ayah dari Abdul Muthallib) kepada kaum quraisy untuk
memuliakan kepada jama’ah haji :
يا معشر قريش... أنتم سادة العرب، أحسنها وجوها وأعظمها
احلاما، وأوسطها انسابا و أقربها أرحاما.
يا معشر القريش...!!! انتم جيران بيت الله. أكرمكم
بولايته و خصكم بجواره دون بنى إسماعيل وحفظ منكم أحسن ما حفظ جار من جاره، فأكرموا
ضيفه وزوار بيته، فإنهم يأتونكم شعثا غبرا
من كل بلد.
فورب هذه البنية لو كان مال يحمل ذلك لا كفيتموه ألا
وإني مخرج من طيب مالي و حلاله مالم تقطع فيه رحم، ولم يؤخذ بظلم ولم يدخل فيه حرام
فواضعه، فمن شاء ان يفعل منكم مثل ذلك فعل.
وأسئلكم بخرمة هذاالبيت ألا يخرج رجل منكم من ماله
لكرامة زوار بيت الله ومعونتهم إلا طيب لم يؤخذ ظلما، ولم تقطع فيه رحم، ولم يغتسب.
Artinya : Wahai kaum quraisy...kalian adalah
pemuka-pemuka bangsa Arab, punya paras
terbaik, cita-cita yang tinggi, keturunan yang terbaik, dan tali silaturrahmi
yang kuat.
Wahai kaum quraisy...kalian adalah tetangga dekat rumah
Allah, memberi kehormatan pada kalian untuk menjadi penguasanya, memilih kalian
menjadi tetangganya dari pada anak turun bani Isma’il yang lain. Dan menjaga
kalian sebaik menjaga tetangga kepada tetangganya. Karena itu muliakanlah para
tamu rumah-Nya. Sesungguhnya mereka datang dari tempat yang jauh dengan susah
payah.
Maka demi Robbnya ka’bah, seandainya harta ku cukup untuk
menjamu tamu-amu Allah, maka aku tidak akan melibatkan kalian untuk menjamunya.
Ketahuilah, aku mengeluarkan harta terbaikku untuk menghormati tamu Allah,
harta yang ku peroleh dengan cara halal tanpa memutus tamu silaturrahmi, harta
yang diambil tanpa kedzaliman dan tidak masuk di dalamnya barang haram, semua
itu aku khususkan untuk tamu Allah. Kalau diantara kalian mau melakukan seperti
apa yang aku lakukan, maka lakukanlah..
Aku minta demi haramnya rumah ini, jangan sampai ada
laki-laki yang mengeluarkan hartanya untuk menghormat tamu baitullah kecuali
dengan kebaikan, jangan ada kedzaliman, jangan ada terputusnya silaturrahmi,
dan jangan ada peng-ghasab-an.
3) Amtsal, bangsa Arab mulai bergegas membukukan amtsal sejak pertengahan abad
pertama hijriyah. Dimulai oleh Shahar al-Abdi pada masa Muawiyyah ibn Abi
Sofyan, kemudian Ubaid ibn Syariyyah. Pada abad kedua hijriyah penyusunan
buku-buku amtsal berkembang pesat, seperti yang ditulis oleh Mufaddol al-Dabyi.
Pada abad ke-3 Abu Ubaid al-Qasim ibn Salam menulis buku amtsal yang kemudian
disyarah Abu Ubaid al-Bakry dalam bukunya Fashl al-maqal fi syarhi Kitab
amtsal li Abi Ubaid al-Qasim ibn Salam.
Amtsal
adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas yang lahir dari suatu kejadian
kemudian menjadi terkenal dan menjadi pembicaraan orang banyak, hingga menjadi
perumpamaan atau kata-kata tiruan yang bertujuan untuk perbandingan, nasihat,
prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Amtsal ada yang berbentuk natsr (prosa)
dan juga berbentuk nadham. Berikut ini adalah contoh amtsal jahili dalam bentuk
natsr:
“كيف اعاودك وهذا اثر
فأسك؟”
“bagaimana aku
bisa kembali mempercayaimu, sedangkan ini adalah bekas kapakmu?”.
Perumpamaan bagi orang yang tidak percaya lagi terhadap orang yang telah
mengkhianatinya. Dan contoh yang lainnya, misalnya:
"ان غدا لناظره قريب”
“ sesungguhnya
besok bagi yang menunggunya sebentar”. Perumpamaan tentang sabar dan menunggu
sesuatu yang diharapkan.
4)
Hikmah, adalah ungkapan ringkas dan indah
yang mengandung kebenaran yang dapat diterima dan berisi petunjuk moral. Hikmah
biasanya lahir dari orang-orang yang punya banyak pengalaman, ilmu tinggi dan
pengetahuan yang luas.
Diantara contoh hikmah pada masa
jahiliyah adalah sebagai berikut:
“مصارع الرجال تحت بروق الطمع”
“kehancuran seorang laki-laki terletak
di bawah kilaunya ketamakan”
"رضا
الناس غاية لا تدرك"
5) Qasas (kisah-kisah Jahiliyah), adalah
menceritakan hal-hal ajaib tentang nenek moyangnya, kejadian yang luar biasa
atau yang aneh, menceritakan ayyam al-Arab, dan cerita tentang
peperangan turut mendominasi kumpulan kisah jahiliyyah. berikut adalah salah satu contoh pendek kisah
perang ayyam al-Arab yaitu perang Halimah :
” حليمة“
لما تولى المنذر بن
ماء السماء ملك الحيرة, واستقر فى ملكه, سار الى الحارث الغثانى طالبا ابيه عنده, وبعث اليه : انى قد اعددت لك القهول
على الفحول, فعجبه الحارث: قد اعددت لك المردى على الجردى. وسار المنذر حتى نزل بمرج
حليمة, وسار اليه الحارث ايضا, ثم اشتبقوا فى القتال , وما كثت الحرب اياما ينتصف بعضهم
من بعض.
فلما رأى ذلك الحارث قعد فى قصره، ودعا إبنته حليمة وكانت
من أجمال النساء، فأعطاه طيبا و امرها أن تطيب من مربها من جند، فاجعلوا يمرون بها
وتطيبهم، ثم نادى يا فتيان غسان، من قتل ملك الحيرة زوجته ابنتى فقال لبيد بن عمرو
الغسان لأبيه : يا أبت !!! لأنا قاتل ملك الحيرة او مقتول دونه لا محالة، ولست أرضى
فرسى فأعطنى فرسك، فأعطاه فرسه، فلما زحف الناس واقتتلوا ساعة شد لبيد على المنذر فضربه
ضربة، ثم ألقاه عن فرسه، وانهزم أصحاب المنذر من كل وجه، نزل لبيد فاحتز رأسه، وأقبل
به الى الحارث بإبنة عمك، فقد زوجتكها فقال : بل ان صارف فأواسى اصحابي بنفسى، فإذا
إنصرف الناس إنصرفت.
ورجع فصادف أخا المنذر
قد رجع اليه الناس وهو يقاتل وقداشتدت نكايته، فتقدم لبيد فقاتل حتى قتل، ولكن لحما
انهزمت ثانية، وقتلوا فى وجه وانصرفت غسان بأحسن الظفر، بعد ان اسروا كثيرا، ممن كانوا
مع المنذر من العرب.
Artinya : “ketika Mundzir ibnu May al-sama’i raja
Hiroh diangkat menjadi raja. Dia berangkat mendatangi al-Harits al-Ghasani raja
Ghassasinah ingin membalas dendam kematian ayahnya kepadanya. Kemudian mundzir
mengutus utusan yang menyampaikan pesan : aku telah siapkan pasukan muda
(berumur antara 34-51th) di atas kuda-kuda perang dan unta jantan. Kemudian Harits
menjawab : saya juga menyiapkan petarung muda di atas kuda perang. Kemudian
mereka bertemu dan berperang, sampai beberapa hari, kadang Hirah yang menang
dan ghasasinah yang menang.
Melihat perkembanagan perang yang mulai mencemaskan dia
duduk di istananya memanggil putrinya Halimah, seorang wanita yang paling
cantik di zamannya. Kemudian harits memberi anaknya minyak wangi dan
menyuruhnya memberi wangian kepada seluruh perajuritnya. Kemudian para tentara
secara bergilir diberi wangian oleh halimah, kemudian Harits bertitah : wahai
seluruh perajurit ghassan..barang siapa yang
berhasil membunuh raja Hirah, maka aku akan menikahkannya dengan putriku
Halimah. Labid ibnu amr al-ghassani berkata pada bapaknya, aku akan membunuh
raja Hirah atau sebaliknya aku terbunuh. Aku tidak rela menggunakan kudaku,
tolong berikan kudamu padaku. Kemudian ayahnya memberikan kudanya pada Labid.
Kemudian ketka berkecamuk perang dahsyat Labid terus
mencari dan menyerang al-mundzir hingga mendapat kesempatan membunuhnya dan
menjatuhkan dari kudanya, pasukan Mundzir kemudian kacau dan kalah dari
berbagai sisi. Kemudian labid turun mengambil kepala Mundzir dan pergi
menghadap al-Harits dan menyerahkan kepala musuhnya kepadanya. Raja al-harits
berkata, anak pamanmu telah menjadi milikmu, aku telah nikahkan dia dengan mu.
Labid menjawab, tidak paman, aku akan menjenguk teman-teman yang terluka,
kemudian Labid pergi.
Dalam perjalanan pulang Labid bertemu saudaranya
al-mundzir yang membawa sisa pasukannya yang marah untuk membalas dendam.
Kemudian terjadilah perang dahsyat, Labid maju dengan gagah berani, seorang
diri dan yang paling depan, menyerang sampai terbunuh. Meski Labid terbunuh,
tetapi tentara musuh kalah dan banyak yang terbunuh. Tentara ghassan kembali
membawa kemenangan setelah memperoleh banyak tawanan dari tentara Mundzir.
6) Saj'u al-Kuhhan (mantra-mantra dukun), pada masa jahiliyyah terdapat
sekelompok orang yang mengaku mengetahui hal gaib, apa yang terjadi besok, atas
pemberitahuan khaddamnya yang berupa jin. Mereka menjadi tempat kembali ketika
kaumnya mempunyai problem.
Mantra-mantra yang mereka ucapkan
inilah yang diebut saj’ul kuhhan. Yang biasanya kalimatnya pendek, kata-katanya
asing, ungkapannya berpola, dan diucapkan secara tidak jelas. Diantara
dukun-dukun pada akhir masa jahili adalah Sawad ibn Qarib al-Dawsy, Al-Ma’mur
al-Hari’iy dukun kabilah al-Harist ibn Ka’b, Khunnafar al-Himyari diriwayatkan
bahwa dia masuk Islam setelah bermusyawarah dengan rewangnya syetan syisshar. Dan
dukun terhebat dalam menciptakan sajak adalah salimah ibn Abi Hayat yang
dikenal dengan Uzza Salimah, dialah yang mengucapkan mantra berikut ini:
"والارض
والسماء, والعقاب والصقعاء, واقعة يبقعاء, لقد نفر المجد بنى العشراء للمجد والسناء"
“Demi bumi,
demi langit, demi planet matahari yang menyinari buq’a. telah menang bani Asyro
dengan mendapatkan keagungan dan keluhuran”.
Selain dukun-dukun laki-laki yang
telah disebutkan diatas, banyak juga dukun-dukun perempuan seperti: Sya’tsa,
Tsa’diyah, Zarqa’binti Zuhair, Ghaithalah al-Qurasyiyah dan Zabra’.
Tokoh-tokoh prosa/nasr Jahiliyah
Kami dari pemakalah, mencoba untuk mengklasifikasikan
tokoh-tokoh natsr jahiliyah berdasarkan jenis natsr karyanya :
Khutbah
: Qaisy Ibn Kharijah Ibn Sinnan, orator yang naik daun pada perang Dahisy dan
Ghubaraa’, Khuwaily Ibn Amr al-Ghatfani seorang orator pada perang fijar dan
Qus Ibn Sa’idah ibn Al-Iyadi, orator paling tenar di pasar Ukaz.
- Wasiat : Hasyim Ibn Abd Manaf, Umamah binti al-Harist dan Dzul Isba’ Al-Adwani.
- Amtsal : Hudzail ibn Hubairah al-Taghliby, Tharfah Ibn ‘Abd, Dhabbah ibn ‘Ad ibn Thabikhah dan Amr ibn Tsa’labah ibn Kalb.
- Hikmah : Afwah al-Awdy.
- Qasas : Muhammad ibn al-Qasim al-Ma’ruf, Abu Bakar Ahmad ibn Marwan Addainuri, dan Abi Bakr Muhammad ibn Yahya Asshouli
- saj’u al-Kuhhan : Sawad ibn Qarib al-Dawsy, al-Ma’mur al-Hari’iy dan Salimah Ibn Abi Hayyat.
Karakteristik
sastra jahiliyah secara umum
Dari
segi makna, ciri-ciri puisi jahilyah adalah sebagai berikut:
- Jujur, penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya berdasarkan fakta dan tidak berlebihan dalam mengungkapkannya.
- Ringkas, susunannya sama sekali bebas dari pengulangan, penjelas atau desakan
- Kesederhanaan, kehidupan badui merupakan faktor yang menciptakan pribadi manusia yang sederhana demikian juga alam jahiliyyah semua itu mempengaruhi karya puisi jahiliyah
- Romantis, puisi jahiliyah sangat romantis dalam mengungkapkan jiwa dan perasaan penyairnya.
Pada
umumnya keistimewaan puisi Arab jahili itu corak pemikirannya sangat terbatas
sekali, sesuai dengan corak kehidupan mereka yang sederhana. Hanya saja
kebanyakan mereka bersandarkan pada daya khayal yang ada ditambah dengan
pengalaman dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena itu, jika hendak menilai
keadaan ssuatu syair maka kita tidak dapat terlepass dari keadaan penyair itu
sendiri.
KESIMPULAN
Beberapa
sumber literatur memberikan definisi prosa/nastr sebagai berikut :
- Jenis karya sastra yang dibedakan puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika
- Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh rima dan irama.
- Perkataan yang tidak diatur oleh wazan-wazan dan qofiyah.
Prosa pada masa jahiliyah dibagi menjadi beberapa macam yaitu
: Khutbah (pidato), Wasiat, amtsal, hikmah, qasas dan saj’ul kuhan.
Karakteristik sastra Jahiliyah
secara umum bisa dilihat dari segi makna yaitu Jujur, Ringkas, sederhana dan Romantis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Iskandari dan Musthafa ‘Anani, Al-Wasith Fi Al-Adab Al-Arabi Wa Tarikhihi
(Mesir:Dar al-Ma’arif, 1919)
Gazi
Thulaimat dan ‘Irfan al-Asyqar, Al-Adab al-Jahili, (Damaskus: Maktabah
al-Iman, 1992)
Syauqi
Dhaif, Tarikh al-Adab al-‘Arabi al-Ashr al-Jahili, (Kairo: Dar
al-Ma’arif, 2002)
Wildana
Wargadinata, dan Laily Fitriani, , Sastra Arab dan Lintas Budaya,
(Malang:UIN Malang Press, 2008)
http://arab07.multiply.com/journal/item/10/prosa_arab_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem